1.1
Riwayat Kehidupan
Allport
Gordon
Willard Allport lahir pada 11 November 1897 lahir di Montezuna, Indiana, dari
pasangan John E. Allport dan Nellie Wise Allport sebagai anak bungsu dari 4
bersaudara. Awalnya ayahnya adalah seorang pengusaha , namun ketika Allport
lahir beliau beralih pekerjaan dibidang obat – obatan (medis). Ibunya seorang
guru dan merupakan protestan yang alim.
Ketika
Allport berumur 6 tahun, keluarganya telah berpindah sebanyak tiga kali-dan
akhirnya menetap di Cleveland, Ohio. Allport kecil mengembangkan
ketertarikannya pada Philosophi dan pertanyaan keagamaan yang banyak memberikan
kesempatan untuk berkata-kata. Dia menggambarkan dirinya sebagai sosial
“terpisah” yang menggunakan lingkaran aktivitasnya sendiri. Dia juga menyatakan
bahwa dia adalah anak yang lebih memiliki kemampuan dalam merangkai kata
daripada olahraga ataupun bermain dengan rekan sebaya.
Pada tahun 1915 ia masuk ke Universitas Harvard,
dan menjadi sarjana pada tahun 1919. Pada tahun 1922 Allport menerima gelar
Ph.D ilmu psikologi di Harvard, setelah 2 tahun menjalani pendidikan. Dan pada
akhirnya Dr Allport merubah rumahnya menjadi bentuk kecil dari rumah sakit.
Ditemukan suster-suster dan para pasien di rumah, bersih dan keadaan yang
steril diberlakukan.
Bagi Allport, Psikologi harus lebih menaruh
perhatian kepada kesadaran atau motivasi yang terlihat. Allport mendapatkan penghargaan dalam bidang psikologi, yaitu : “American
Psychological Foundation’s Gold Medali,” “The American Psychological Association’s
Distinguished Scientific Contribution Award”, dan “The Presidencis of
the American Psychological Assosiation and The Society for the Psychological of
Sosial Issues”.
1.2 Definisi Kepribadian
Kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang
menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Tetapi pada tahun 1961 Allport mengubah kata terakhir dalam definisinya
mengenai kepribadian yaitu lingkungan dirubah menjadi karakter tingkah laku dan
pemikiran.
Definisi ini kiranya perlu
dijelaskan maksudnya :
·
Pernyataan “organisasi dinamis”
menekankan kenyataan bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah
walaupun terdapat sistem organisasi yang menghubungkan berbagai komponen
daripada kepribadian.
·
Istilah “psikofisis”
menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata mental dan bukan pula
semata-mata neural atau saraf. Organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh
dan jiwa (terpisah-pisah) dalam kesatuan kepribadian.
·
Istilah “menentukan” menunjukkan
bahwa kepribadian mengandung tendensi-tendensi determinasi yang meminkan peran
aktif dalam tingkah laku individu. Kepribadian terletak di belakang perbuatan-perbuatan khusus dan di dalam
individu itu sendiri.
·
Satu
unsur lagi yang penting dalam definisi diatas ialah, kata unik yang menunjuk
tekanan utama yang diberikan oleh Allport pada individualitas. Tidak ada dua
orang yang benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, jadi dengan demikian berarti tidak ada dua orang yang mempunyai
kepribadian yang sama.
·
Dengan
menyatakan “menyesuaikan diri terhadap lingkungan” Allport menunjukkan
keyakinannya, bahwa kepribadian mengantarai individu dengan lingkungan fisis
dan lingkungan psikologisnya, kadang-kadang menguasainya. Jadi, kepribadian
adalah sesuatu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.
1.3 Hakikat Kepribadian
Seperti yang kita ketahui, kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Di dalam defenisi ini terdapat makna bahwa manusia itu adalah
makhluk yang unik pada setiap individunya.
1.3.1 Keturunan dan Lingkungan
Untuk membantu menekankan keunikan (kekhasan) pada kepribadian
seorang individu, Allport menyatakan bahwa kita harus merefleksikan kedua
faktor ini yaitu, keturunan dan lingkungan. Keturunan menyediakan materi luar
(seperti, bentuk badan, intelligensi dan temperamen) yang mungkin dibentuk,
dikembangkan atau dibatasi oleh lingkungan
1.3.2 Two Distinct
Personalities
Allport telah mempertimbangkan kepribadian menjadi memiliki
ciri-ciri tersendiri dan tidak berlanjut. Tidak hanya bagi dua individu yang
jelas memiliki perbedaan dalam kepribadian mereka, tetapi juga diantara
kedewasaan juga berpisah dengan masa lalunya.
Kita
sudah melihat bagaimana pandangan allport mengenai Hakikat Kepribadian
individu. Dia menekankan pada kesadaran daripada ketidaksadaran, masa sekarang
dan masa depan daripada masa lalu. Serta dia mengakui keunikan dalam kepribadian
daripada mengusulkan kelompok kecil ataupun besar dalam masyarakat. Dan dia
memilih normal daripada abnormal.
C. Struktur Kepribadian
Traits
adalah kunci dalam mendefinisikan strukur kepribadian menurut Allport.. Allport
berpendapat bahwa pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self) dan kepribadian itu masing-masing
bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Allport menekankan pada trait, dimana ia
menyatakan bahwa intensi itu berbeda dari attitude. eori-teori Allport kemudian
dinamakan “trait psychology”
Disisi lain,
tanggapan Allport mengenai temperamen juga berbeda dan mendetail. Bagi Allport temperamen adalah konstitusi kejiwaan atau bagian dari
jiwa yang melaljui darah dan memiliki hubungan dengan jasmaniah / biologis dan
bersifat hereditas, termasuk juga mudah tidaknya kena rangsangan emosi,
kekuatan serta kecepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala
cara daripada fluktuasi dan intensitat suasana hati; gejala ini tergantung
kepada faktor konstitusional.
Pada akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah
teorinya mengenai Trait. Ia mengklasifikasikan beberapa trait, dan merevisinya
menurut perkembangan teorinya sendiri. Dia berhasil membedakan antara trait
sebagai hal yang dimiliki setiap induvidu sebagai identitas dan attitude yang
dimiliki setiap individu. Sumbangsih terbesar Allport adalah pengembangan dan
penarikan perhatian psikolog pada kepribadian terutama dari perspektif
bagaimana individu memandang dirinya sendiri.
v Traits (Personality
Traits)
Traits menurut teori Allport adalah proses mental/neuropsikis yang
berkapasitas dan mampu mengarahakan stimulus yang akan menghasilkan perilaku
yang adaptif atau ekspresif.
v Karateristik Traits
Menurut Allport ada beberapa karakteristik traits:
ü Nyata dan benar-benar ada di setiap individu, bukan hanya sekadar
label dan sebutan (claim)
ü Menjadi kausal (sebab) dari suatu perilaku yang biasanya terjadi
ü Empiris (bisa di identifikasi indra)
ü Masing masing salaing berkorelasi
ü Fleksibel dan berubah sesuai situasi(versatilitas)
v Individual Traits dan
Common Traits
Berdasarkan teorinya mengenai
distifikasi antara Trait dan Attitude, Allport kemudian
mengklasifikasikan traits dalam 2 bentuk :
ü Individual Traits : keunikan pada seseorang dan menunjukkan karakter mereka
ü Common Traits : perilaku yang
dilakukan oleh sejumlah manusia, misalnya sebagai bagian dari budaya.
v Personal Dispositions
Allport merevisi beberapa teori sebelumnya (dalam
terminologi) . personal dispositions artinya dimana perilaku tidak memiliki
intensitas dan signifikansi yang sama.
ü Cardinal traits adalah sifat yang berperan
besar dalam kehidupan dan trait yang kuat
ü Central traits adalah sifat yang lebih umum
dan khas yang menonjol dari perilaku manusia itu sendiri.
ü Secondary traits adalah sifat yang lebih
spesifik dan tidak terlalu mendeskripsikan kepribadian. Sifat ini berfungsi
lebih terbatas, khusus pada respons yang didasarnya serta perangsang tertentu
dan tidak konsisten
ü Habit (kebiasaan) adalah respon yang tidak fleksibel dan spesifik
terhadap suatu stimuli, bisa bergabung/dikombinasikan dengan trait lain.
ü Attitudes (sikap) adalah makna yang hampir sama dengan traits,
kecuali bahwa attitudes memiliki objek tertentu yang lebih spesifik, dan
melibatkan pertimbangan dan evaluasi baik positif maupun negatif (baik
mendukung atau menolak)
Perbedaan antara sifat (trait) dan sikap
(Attitude) termasuk sulit dalam teori Allport. kedua-duanya itu adalah respons
dan memiliki kekhasan, selain itu keduanya juga dapat memulai atau membimbing
tingkah laku hal ini juga diperngaruhi hasil dari faktor genetis-genetis dan
belajar. Namun kalau diteliti terdapat perbedaan antara
kedua hal tersebut.
SIKAP (ATTITUDE)
|
SIFAT (TRAIT)
|
-
berhubungan dengan suatu objek
-
cenderung berlingkup kecil
-
dapat berbeda-beda dari yang khusus ke lebih umum
-
biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak)
|
-
tidak berhubungan dengan suatu objek
-
sifat yang hampir selalu besar dan ruang lingkup yang luas
-
selalu bersifat umum
-
tidak memeberikan penilaian
|
v Intensi
Penyelidikan mengenai intensi atau
keinginan individu mengenai masa depan lebih penting daripada kejadian di masa
lalu (Allport). Istilah intensi menurut Allport meliputi beberapa pengertian:
-
harapan-harapan
-
keinginan-keinginan
-
ambisi
-
cita-cita
-
niat
untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal inilah terlihat jelas perbedaan Allport
dengan lain-lain ahli teori kepribadian dewasa ini. Teori Allport menunjukkan,
bahwa apa yang akan dicoba dilakukan oleh seseorang merupakan kunci dan hal
terpenting bagi apa yang dikerjakannya sekarang. Jadi kalau dewasa ini, banyak
ahli yang mengutamakan masa lampau, maka pendapat Allport itu mirip sekali
dengan pendapat Adler dan Jung; walaupun tidak ada alasan untuk mengatakan
adanya pengaruh dari mereka ini.
2.
Kepribadian yang
Distingtif (Kepribadian Masa Lalu dan Sekarang)
Allport menyatakan bahwa keprinadian
tidak kontinuitif (tidak berkesinambungan). Tidak hanya masing-masing individu
memiliki karakter namun bahakan tiap individu kepribadiannya terpisah dari masa
lalunya. Masa kecil dan masa lalunya tidak berkesinambungan. Dalam konteks ini,
masa kecil tidak memberikan pengaruh besar dalam kepribadian individu.
Allport lebih mendukung uniqueness daripada
universality, lebih menenkankan teorinya pada kesadaran daripada
ketidaksadaran, masa kini daripada masa lalu dan menjelaskannya menurut teori
yang jelas. Allport juga menekankan pada normalitas daripada abnormalitas.
v Proprium
Proprium
adalah istilah yang diciptakan Allport yang mengindikasikan semua fungsi self
atau ego. Hal ini juga disebut fungsi
proprium (propriate function)
daripada kepribadian. Fungsi tersebut adalah kesadaran jasmani, self identity,
self-esteem, self extention, rational thinking, self image, propriate stiving,
dan fungsi mengenal. Semua itu bagian-bagian yang vital daripada kepribadian.
Proprium tidak dibawa sejak lahir tetapi berkembang didalam perkembangan individu. Allport menggunakan
kata proprium daripada self karena lebih mudah dipahami sebagai sifat atau
fungsi kepribadian secara umum.
Ada tujuh aspek dalam perkembangan proporium :
-
Bodily-self
Tahap 1-3.Pada 3 tahun pertama, bayi
menjadi lebih peduli terhadap keberadaan dirinya dan membedakan tubuhnya dari
objek-objek yang ada disekitarnya.
-
Self Identity
Anak-anak membuktikan dan menemukan
identitas mereka tetap terlepas dari perubahan di lingkungan mereka
-
Self-Esteem
Anak-anak mulai bangga pada prestasi
(pencapaian) yang mereka raih.
-
Extension of Self
Tahap ke 4-5. umur 4 sampai 6 tahun.
Pada masa ini anak mengakui objek-objek yang ada di sekitarnya dan orang-orang
disekitar lingkungan mereka.
-
Self-Image
Anak-anak mengembangkan gambaran
aktual dan idealis dalam diri mereka dan perilaku mereka serta menjadi lebih
peduli terhadap kepuasan (atau ketidakpuasan) terhadap harapan Orangtua.
-
Self As A Rational Coper
Tahap 6. Umur 6-12 tahun, anak-anak
mulai mengapli-kasikan alasan dan pengetahuan untuk mencapai solusi terhadap
masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari
-
Propriate Striving
Tahap 7. pada masa remaja awal
(sebelum teenage) mulai membentuk tujuan
jangka panjang dan rencana
-
Adulthood (masa dewasa)
Individu dewasa yang memiliki fungsi yang
rasional dan sadar dalam menciptakan gaya hidup mereka sendiri.
v Proses Kepribadian
Personality and Motivation
·
Menurut Allport, apa yang
terjadi pada masa lalu tidak ada hubungannya dengan masa yang sekarang, hal itu
hanya berperan sebagai motivasi pada masa sekarang.
·
Allport mengakui adanya
pengaruh dari proses kognitif : rencana dan tujuan (cita-cita) yang kita sadari
menjadi kunci pemahaman pada usia sekarang.
Fungsi Otonomi terhadap Motif
Fungsi
otonomi maksudnya adalah motivasi individu yang bersifat independen (tidak
terikat dengan masa lalu). Ada
2 level fungsi otonomi, yaitu :
·
Perseverative functional
autonomy (perilaku bukan karena alasan awal, tapi
perilaku tersebut sudah mejadi kegiatan rutin/habit), contohnya : perokok.
·
Propriate functional
autonomy (perilaku dihubungan pada nilai-nilai, self-image,
dan gaya hidup).
3 prinsip
propriate functional autonomy : organizing the energy level, astery and
competence, propriate paterning.
·
Allport menuliskan bahwa tidak
semua perilaku dan motif dapat
diperjelas oleh prinsip-prinsip functional autonomy, seperti : gerak refleks,
fiksasi, dan perilaku berasal dari biologis.
v Perkembangan
·
Perkembangan Kepribadian
Childhood : The Unique Self
Allport
membagi sifat dan pengembangan proprium
di atas tujuh tahap dari masa kanak-kanak sampai remaja.
·
Bayi
Bayi dikendalikan oleh eksternal (faktor luar) dan refleks dan hanya
memiliki sedikit kepribadian, belum memiliki egosentris (karena egosentris
perlu kesadaran diri). Pada waktu lahir ini anak telah mempunyai
potensi-potensi baik fisik maupun temperamen, yang aktualisasinya tergantung
kepada perkembangan kematangan. Allport berpendapat bahwa ada semacam aktivitas
umum yang menjadi sumber dari tingkah yang bermotif. Proprium (self or ego)
berkembang dari masa bayi hingga remaja dalam tujuh tahapan :
·
Bodily self (3 tahun pertama) menyadari diri sendiri dan membedakan tubuh
mereka sendiri dari objek luar.
·
Self-identity
Pada
tahap ini anak-anak menyadari bahwa identitas mereka tetap utuh meski banyak
hal yang berubah. Anak-anak belajar bangga dengan prestasinya.
·
Self-esteem
Pada
tahap ini anak belajar untuk menghargai prestasinya.
·
Extension of self
Tahap 4 dan 5 muncul ketika usia 4 hingga 6 tahun.
Dalam tahap ini, anak-anak mulai sadar akan kewajibannya dan mulai kearah untuk
memuaskan harapan orang tua.
·
Self-image
·
Self as a rational coper
Tahap ini
dimulai dari usia 6 hingga 12 tahun, dimana anak-anak mulai menerapkan akal dan
logika dalam problem solving sehari-hari.
·
Propriate striving
Perkembangan
yang terjadi selama masa remaja, sudah mulai untuk membuat tujuan-tujuan
rencana masa depan.
·
Masa Kanak-kanak
·
Pada
masa ini anak sudah memiliki potensi diri, dan mulai mengidentifikasi diri,
mulai melihat dirinya berbeda dengan orang lain.
·
Tahap yang penting bagi
Allport, dan peran orang tua dalam menghargai anak dan keinginan anak sangat
penting _(usia 4-6 tahun).
·
Secara sadar, anak-anak mulai
mengembangkan aktualitas, ideal diri, dan perilaku mereka untuk memuasakan
harapan orang tua.
·
Masa Dewasa
Kepribadian pada masa dewasa tumbuh dari masa kanak-kanak bukanlah
lagi didominasi oleh masa kanak-kanak. Allport tidak menjelaskan bagaimana
saraf pada masa kedewasaan dapat meniadakan pengalaman masa kanak-kanak.
Ketika
proprium baik (memuaskan), sifat dewasa juga akan baik. Dalam pandangan
Allport, kesehatan kepribadian berubah dari dominasi organ secara bologis saat
masa bayi menjadi kematangan organ secara psikologi pada masa dewasa.
Pada tahap ini individu sudah membuat gaya
hidup secara sadar. Rencana dan tujuan masa depan sudah
terpikirkan.
Menurut
Allport, hal yang diperlukan dalam merealisasikan pribadi yang dewasa adalah
sebagai berikut:
·
Extension of self
Yaitu
bahwa hidupnya tidak harus terikat secara sempit kepada kegiatan-kegiatan yang erat
hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan serta kewajiban-kewajiban yang langsung.
Dia harus dapat mengambil bagian dan menikmati bermacam-macam kegiatan. Suatu
hal yang penting daripada extension of the self itu ialah proyeksi ke masa
depan: merencanakan, mengharapkan (planning, hoping).
·
Self-objectification
Ada
dua komponen pokok dalam hal ini, ialah insight dan humor, yaitu :
·
Insight
Apa yang
dimaksud dengan insight disini ialah kecakapan individu untuk mengerti dirinya.
·
Humor
Yang
dimaksud dengan humor disini adalah kecakapan untuk mempertahankan hubungan
positif dengan dirinya sendiri dan objek-objek yang disenangi, serta menyadari
adanya ketidakselarasan dalam hal ini.
·
Filsafat Hidup
Walaupun
individu itu harus bersifat objektif dan bahkan menikmati kejadian-kejadian
dalam hidupnya, namun haruslah ada latar belakang yang mendasari segala sesuatu
yang dikerjakannya, yang memberinya arti dan tujuan. Religi merupakan salah
satu hal yang penting dalam hal ini.
·
Adanya hubungan yang hangat
kepada orang lain, menunjukkan keintiman, kasih sayang dan toleransi.
·
Kedewasaan menunjukkan
penerimaan diri (mencapai ketenangan emosional)
·
Memegang prinsip yang
realistis, mengembangkan keterampilannya, dan membuat komitmen dalam setiap
pekerjaannya.
·
Memiliki pemahaman atau wawasan
ke dalam diri.
v Assesment In Allport’s Theory
Allport menggunakan personal-document technique
untuk mempelajari kepribadian. Personal-document
technique adalah metode pengujian kepribadian yaitu dengan mempelajari
hasil tulisan dan pembicaraan mereka. Kasus
Allport paling terkenal adalah koleksi lebih dari 300 surat yang ditulis
dalam kurun waktu 12 tahun oleh seorang wanita setengah baya diidentifikasi sebagai
Jenny (Allport, 1965). Ia menggunakan dokumen pribadi dengan melibatkan buku
harian, autobiografi, surat-surat, komposisi sastra, dan contoh lain berupa
catatan tertulis atau lisan atau menentukan jumlah dan jenis kepribadian.
The Study of Values
Penggunaan
study of values dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung
dalam setiap individu yang akan mempengaruhi motivasi.
Terdapat enam tipe nilai :
·
Theoretical value :
memfokuskan pada penemuan kebenaran dan memiliki karakteristik empiris,
intelektual, dan rasional.
·
Economic values : memfokuskan pada manfaat dan praktisnya
·
Aesthetic values :
berhubungan dengan pengalaman yang artistik dan untuk membentuk keselarasan
serta kesenangan
·
Social Values :
merefleksikan hubungan dalam bermasyarakat, mementingkan kepentingan orang
banyak dan kecintaan terhadap sesama manusia.
·
Political values :
kerjasama membentuk kekuatan, mempengaruhi dan wibawa dalam setiap usaha yang
dilakukan, tidak hanya dalam aktivitas politik.
·
Religious values :
memfokuskan pada hal-hal yang tak kelihatan mata (gaib) serta dengan pengertian
keseluruhan sebagai bentuk kesatuan.
v Research In Allport’s Theory: Expressive Behavior
Allport
mengkritik psikolog-psikolog yang bersikeras bahwa metode eksperimental dan
korelasional satu-satunya pendekatan untuk mempelajari kepribadian. Dia
mengemukakan tidak semua apek
kepribadian dapat dicoba dengan cara ini. Allport menyarankan untuk para
psikolog agar lebih terbuka dan mencari sumber-sumber lain dalam metodologi
risetnya. Allport sangat bertentangan pada metode yang mengaplikasikan gangguan
emosional seseorang (sperti studi kasus dan teknik proyektif). Karena pada dasarnya studi kasus fokus terhadap masa
lampau.
Teknik
proyektif seperti Thematic Apperception Test dan Rorschach inkblot test,
menyatakan gambaran gangguan terhadap kepribadian yang normal karena mereka
menyepakati adanya ketidaksadaran yang memiliki pengaruh pada kepribadian
normal pada masa dewasa. Allport menyarankan bahwa informasi yang bersifat
reliable dapat diperoleh melalui menanyakan seseorang mengenai gambaran tentang
diri mereka, metode yang dapat mengungkapkan traits dominan mereka.
Allport
menggunakan pendekatan idiografik-studi kasus individu-yang ditunjukkan melalui
penggunaan dokumen personal. Walaupun demikian, Allport tetap menggunakan
metode nomotetis, apabila teori itu dianggap sesuai dengan riset yang dia
lakukan. Tes Psikologi seperti study of values merupakan bagian dari metode nomotetis.
Allport
melakukan riset yang disebut dengan Expressive Behavior, yang
menggambarkan bahwa tingkah laku adalah
wujud dari trait kepribadian kita. Dia juga mengidentifikasikan Coping Behavior
yang berorientasi menuju tujuan yang spesifik dan secara sadar merencanakan dan
melaksanakan. Coping behavior ditentukan oleh kebutuhan inspirasi melalui
situasi yang biasanya diarahkan menuju
perubahan dalam lingkungan kita.
Expressive
Behavior bersifat spontan dan refleks dalam aspek dasar kepribadian. Berbeda
dengan Coping Behavior, Expressive behavior sangat sulit untuk dirubah, tidak
memiliki tujuan yang spesifik dan biasanya ditampilkan dalam ketidaksadaran.
Allport memberikan sebuah contoh berupa berbicara di depan umum. Pembicara
berkomunikasi dengan penonton dalam dua tingkatan. Tingkat yang direncanakan
(Coping Behavior) termasuk didalamnya berupa isi perkuliahan, dan tingkat yang
tidak direncanakan (Expressing Behavior) berupa pergerakan pembicara, gerak
tubuh dan suara. Pembicara mungkin saja gugup atau berbicara dengan suara yang
tidak jelas/terlalu cepat. Perilaku yang spontanitas ini menggambarkan
elemen-elemen dari kepribadiannya.
Dalam
catatan studi Expressive Behavior nya, Allport memberikan subjek bermacam-macam
tugas untuk menampilkan dan kemudian menilai konsistensi pergerakan ekspresif
mereka dalam situasi yang berbeda (Allport dan Vernon, 1933). Dia menemukan
bahwa Tingkat konsistensi ada pada suara, tulisan tangan dan gerak tubuh. Dari
tingkah laku tersebut, dia menyimpulkan adanya introversion dan extraversion
traits.
Riset
mengenai expressive behavior menjadi lebih populer sekarang ini bila
dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Terdapat banyak teori dan eksperimen
yang menggambarkan ekspresi wajah dan suara (see Russell, Bachorowski, dan
fernandez-Dols, 2003). Riset ini menunjukkan bahwa kepribadian dari audiotapes,
film dan videotapes. Ekspresi wajah, perubahan suara, gerak tubuh yang aneh,
kelakuan mengungkapkan ciri-ciri kepribadian. Expressive Behavior dapat juga
dinilai dari foto-foto (Allport & Cantril, 1934; Berry 1990, 1991; DePaulo,
1993; Riggio & Friedman, 1986; Riggio, Lippa, & Salinas, 1990).
Dalam
sebuah analisis dari foto buku tahunan dari lulusan wanita ditemukan beberapa
yang memamerkan ekspresi emosional yang positif berkisar pada umur 21 tahun
bernilai lebih tinggi padaperasaan self-report nya dan baik secara subjektif
ketika pengujian diberlakukan pada umur 27, 43 dan 52. Mereka melaporkan
keadaan yang lebih baik dalam pernikahan, hubungan, kompetensi, cita-cita dan memunculkan
emosi positif yang berkurang di buku tahunan pada umur mereka 21 tahun (Harker
& Keltner, 2001)
Riset
mengakumulasikan bukti fisik yang mengesankan menunjukkan bahwa beberapa orang
dapat membentuk perasaan yang benar-benar mengesankan dari kepribadian orang
asing hanya berdasarkan pada penampilan dan ekspresi wajah (Berry & Wero,
1993). Contohnya adalah studi kasus mengenai pengamat membentuk kesan terhadap
orang asing dengan melihat foto-foto mereka. Hal inilah yang mendukung teori
Allport bahwa Expressive Behavior dapat merefleksikan traits kepribadian.
Paul
Ekman mengidentifikasikan tjuh emosi yang secara konsisten berbeda dari orang
lain. Emosi itu adalah marah, penghinaan, kejijikan, takut, sedih, terkejut dan
bahagia (Ekman, Matsumoto & Friesen, 1997). Ekman mengembangkan sebuah
sistem pengkodean berdasarkan analisisnya terhadap 43 jaringan wajah. Sistem
ini menyediakan 3000 konfigurasi yang berbeda dan berguna dalam membaca
ekspresi emosional dalam wajah seseorang. The Facial Action Coding System
digunakan oleh CIA dan FBI untuk mendeteksi kebohongan seorang kriminal ataupun
teroris.
Riset
yang lain menunjukkan beberapa aspek dasar kepribadian diungkapkan melaui
ekspresi wajah. Contohnya adalah, sel saraf menunjukkan bahwa seseorang kelihatan
dalam keadaan marah dan takut. Persetujuan menunjukkan ekspresi tertawa atau
eksperesi interaksi sosial yang ramah. Keterbukaan diwujudkan dalam bentuk
senyuman, tawaan, dan ekspresi kenyamanan dan menyenangkan. Kesadaran ditandai
dengan perasaan malu termasuk mengendalikan senyum dengan ketat, pengalihan
pandangan, serta pergerakan kepala ke atas dan ke bawah.
Tipe
tingkah laku A, pola yang menyarankan untuk mengaitkan dengan potensi penyakit
hati, yang berbeda dengan tipe tingkah laku B melaui ekspresi jijk, melotot,
meringis dan cemberut (Chesney, Ekman, Friensen, black & Hecker, 1997).
Studi tentang kesabaran dalam menghadapi depresi di Switzerland ditemukan bahwa
ekspresi wajah yang berbeda terhadap
seseorang yang berusaha bunuh diri dengan satu lagi yang tidak (Heller &
Haynal, 1997). Dengan jelas, kita mengeluarkan apa yang ada didalam diri kita
melalui ekspresi pada wajah kita.
Dan
akhirnya terdapat pertanyaan bahwa apakah terdapat persamaan ekspresi dalam
mengungkapkan kepribadian dari satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain? Jawabannya
adalah tidak terdapat konsistensi didalamnya. Studi dalam membandingkan
ekspresi wajah antara bayi keturunan China, amerika dan Jepang menemukan
kesimpulan yang berbeda. Bayi keturunan China menunjukkan tingkh laku ekspresi
wajah yang minim bila dibandingkan dengan bayi keturunan Amerika dan Jepang.
Bayi amerika memiliki perbedaan yang signifikan dalam ekspresi wajah terhadap
bayi China, walaupun tidak begitu dengan bayi Jepang (Camras, 1998).
v Refleksi dari Teori Allport
Idiografik
allport meneliti pendekatan yang berlawanan dengan pemikiran yang banyak
dilakukan oleh psikolog temporary, yang menerima riset nomotetik didalamnya.
Fokus Allport terhadap kesehatan emosional pada masa dewasa yang lazimnya berada
di bawah cabang ilmu psikologi klinis, yang berhubungan dengan sistem saraf.
Sangat
sulit untuk menerjemahkan konsep allport menjadi bentuk yang lebih spesifik dan
cocok untuk studi dengan menggunakan metode eksperimental. Contohnya, bagaimana
kita mengamati autonomi fungsional ataupun propriate striving di dalam
laboraturium. Bagaimana kita bisa memanipulasi mereka untuk mencoba
pengaruh/akibat mereka terhadap variabel yang lain?
Terdapat
kritik didalam Konsep Autonomi Fungsional Allport. Dia tidak dapat menjelaskan
bagaimana bentuk asli motif dapat berubah/bertransformasi menjadi bentuk
autonomous. Contohnya adalah ketika seseorang aman secara finansial, melalui
apa motif awal ingin bekerja keras untuk mendapatkan materi dan berubah bentuk
menjadi motif bekerja keras untuk tugas itu sendiri? Jika mekanisme dari
perubahan tersebut tidak dapat dijelaskan, bagaimana kita dapat memprediksi
motif pada masa kanak-kanakkemudian menjadi autonomous pada masa dewasa?
Penekanan
Allport terhadap keunikan kepribadian dipertarungkan, karena posisinya yang
memfokuskan kepada seorang individu secara eksklusif yang sangat tidak
memungkinkan untuk meluaskan dari satu orang terhadap orang lain. Banyak
psikolog yang menemukan kesulitan untuk menerima usulan Allport mengenai
ketidaksinambungan antara kanak-kanak dan dewasa, hewan dan manusia, serta
normal dan abnormal. Mereka menunjuk bahwa riset terhadap tingkah laku
anak-anak, binatang dan gangguan emosional yang menghasilkan sesuatu
pengetahuan yang besar mengenai fungsi normal dan kesahehatan emosional pada
masa dewasa.
Meskipun
terdapat banyak kritik, teori allport dapat diterima dengan baik dalam
komunitas akademik. Pendekatannya terhadap perkembangan kepribadian, dia
menekankan kepada keunikan (kekhasan), dan fokus terhadap tujuan yang dianggap
penting telah merefleksikan dalam pekerjaan oleh Psikolog Humanistik, Carl
Rogers dan Abraham Maslow. Ketertarikan terhadap pekerjaan Allport telah
menghidupkan kembali bagian dari fokus dalam traits kepribadian yang menekankan
pada beberapa ide yang dimiliki bantuan secara sama dalam ide-ide yang
dimiliki.
Penekanan
Allport terhadap kesadaran, adalah sebagai penentu tingkah laku yang
menyediakan alternatif lain sebagai posisi psikoanalitik bahwa melihat
seseorang dengan cara yang tidak rasionaldan ketidaksadaran yang tidak dapat
dikendalikan. Pandangan Allport mengenai masyarakat lebih kepada harapan di
masa depan daripada masa yang lalu dan berhubungan dengan harapan dan filosofi
manusia.Kontribusi Allport dalam bidang psikologi membuat studi tentang
kepribadian agar dapat dihormati oleh orang-orang dalam bidang akademis dan
menekankan pada peran genetik.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian
Edisi Revisi. UMMpress:Malang
Schultz, Duane dan Schultz, Sydney
Allen. 2005. The Theories of Personality. Thomson Learning:USA
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi
Kepribadian. PT Raja Grafindo:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar