PENDAHULUAN
Menurut Freud, setiap individu sesungguhnya bukan
makhluk yang bebas, melainkan organisme yang tingkah lakunya ditentukan oleh
sejumlah penentu bagi tingkah laku manusia yang berasal dari diri individu itu
sendiri (naluri atau dorongan). Setiap individu hanya mampu dimengerti apabila individu tersebut dilihat
dan dipelajari sebagai totalitas yang utuh. Kepribadian individu ditentukan
oleh pengalaman masa kanak-kanak awal dan tidak akan berubah sepanjang hidup
individu tersebut.
Freud percaya bahwa seluruh
tingkah laku adalah sikap untuk bertahan (mempertahankan diri). Tapi tidak
semua orang menggunakan pertahanan diri yang sama. Kita digerakkan oleh impuls
id yang sama, tetapi tidak semua manusia memiliki kecenderungan ego dan
superego yang sama. Meskipun hal-hal tersebut memiliki fungsi yang sama, tetapi
terdapat banyak macam manusia, karena mereka dibentuk oleh pengalaman pikiran
dan tidak pernah ada dua orang yang sama persis dalam pengalamannya meskipun
mereka dibesarkan dalam satu rumah.
Ketiga struktur dari
kepribadian menurut Freud adalah id, ego, superego. Pertama, id merupakan
sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya
memiliki id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat
timbulnya instink. Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer.
Kedua, ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Ia
bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya.
Ketiga, superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua
sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak dan
sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal,
yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.
PEMBAHASAN
2.1
Sekilas Tentang Riwayat Hidup Sigmund
Freud
Sigmund Freud adalah seorang
Jerman berketurunan Yahudi lahir di Freiberg, Moravia, 6 Mei 1856. Ayahnya
adalah pedagang yang kurang sukses di zaman itu. Ketika bisnis ayahnya gagal di
Moravia, keluarga Freud pindah ke Leipzig, Jerman. Ketika Freud berumur 4 tahun
keluarga mereka pindah lagi ke Wina dan tinggal di sana selama kurang lebih 80
tahun. Setelah Nazi datang dan menaklukkan Austria, ia pindah lagi ke London
yang dimana pada akhirnya ia meninggal.
Freud adalah anak tertua dari
7 bersaudara, kendatipun demikian, ia merupakan favorit ibunya yang bangga akan
kelahiran diri Freud. Ayahnya yang berwatak keras dan otoriter menyebabkan masa
kecil Freud kurang menyenangkan, kebalikan dari ibunya yang pelindung dan
penyayang. Sehingga menyebabkan Freud bernafsu dan tertarik pada ibunya.
Ketertarikan itu menjadi dasar dari konsep Oedipus
complex, bagian yang penting dari sistem Freud dan pencerminan dari masa
kanak-kanaknya.
Freud terlihat cerdas dari kecil
dibandingkan dengan anak-anak seumurnya. Ia masuk ke sekolah satu tahun lebih
awal dari orang lain. Ia dapat berbahasa Jerman, Yunani, Latin, Perancis,
Inggris dan Italia. Ia mulai membaca karangan Shakespeare dari umur 8 tahun. Setelah
itu, Freud masuk ke Universitas Wina jurusan Kedokteran pada tahun 1873 sewaktu
berusia 17 tahun dan tamat 8 tahun kemudian. Freud memberi perhatian khusus
pada ilmu neurologi yang mendorongnya untuk mengadakan spesialisasi dalam
perawatan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan saraf. Pada tahun 1881,
ia membuka praktek untuk orang-orang yang mengalami gangguan jiwa dan emosi.
Dorongan untuk membuka praktek datang dari istrinya yang bernama Matha Bernays.
Untuk memperdalam ilmunya itu, Freud belajar pada Jean Martin Charcot, seorang
psikiatris di Prancis yang terkenal di masa itu. Jean menggunakan metode hipnotis
untuk merawat pasien-pasiennya yang mana Freud tidak terlalu puas dengannya.
Ketika ia mendengar tentang Joseph Breuer, seorang dokter di Wina yang mempergunakan
teori lain yaitu dengan cara mengajak pasien bicara mengenai gejala-gejala yang
mereka alami yang lebih dikenal dengan teori asosiasi bebas, biasa disebut catharsis. Breuer menerapkan ini pada
seorang pasiennya yang bernama Anna.O. Yang pada akhirnya membuat Freud dan
Breuer bekerja sama dalam menulis buku Studies
in Hysteria. Tapi mereka segera bertentangan pendapat ketika Freud
mengganggap penyebab histeria adalah konflik-konflik seksual. Hal ini
menyebabkan Freud melakukan penelitian terpisah serta menghasilkan buku
pertamanya Traumdeutung (The
Intrepretation of Dream, 1900). Pandangannya itu membuat ia mendapat perhatian
dari seluruh dunia. Ia diikuti berbagai ahli dari berbagai negara seperti
Ernest Jones dari Inggris, Carl Gustav Jung dari Zurich, Alfred Adler dari
Wina, dsb.
Setelah itu ia masih mempublikasikan beberapa karya
seperti Psycho-pathology of Everyday Life
pada tahun 1904 dan Three Essays on
the Theory of Sexuality pada tahun 1905. Masyarakat mempertanyakan teorinya tersebut karena
ia merupakan seorang neurolog dan mengapa ia malah membahas tentang
seksualitas. Tahun 1896, Freud yakin bahwa konflik-konflik sexual merupakan
dasar dari penyebab terjadinya neurosis, kebanyakan dari pasien wanitanya
melaporkan mengenai pengalaman traumatik seksual semasa kanak-kanak.
Selama 1920-1930, Freud
mencapai kesuksesan namun kesehatannya semakin menurun. Hal ini disebabkan
kebiasaan hidup Freud yang buruk seperti merokok, minuman keras, dan memakai drugs. Setelah itu putrinya Anna Freud
meninggal, Freud pindah ke London, Freud mengalami penurunan kesehatan dan
meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.
2.2
Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
A.
Konsep Mengenai Conscious dan Unconscious
Dalam teori psikoanalisa dinyatakan bahwa hampir sebagian
besar perilaku dipengaruhi oleh kekuatan dari unconscious dan energi fisik yang kita miliki juga banyak digunakan
untuk menemukan ekspresi yang sesuai dalam unconscious.
Sigmund Freud membagi kepribadian ke dalam tiga
tingkatan kesadaran:
- Alam sadar (conscious)
Kita sadar akan segala sesuatu
yang ada di sekitar kita, yang dapat kita lihat dan rasakan. Mencakup semua
sensasi dan pengalaman yang kita sadari. Freud menganggap alam sadar itu aspek
yang terbatas karena hanya porsi kecil dari pikiran, sensasi, dan ingatan yang
siaga di alam sadar. Ia menghubungkan pikiran dengan sebuah gunung es dimana
alam sadar berada di ujung es yang terapung.
- Alam pra-sadar (preconscious)
Bagian dimana kita dapat
menjadi sadar jika kita menghadirkannya. Waktu yang
diperlukan untuk membawa informasi ke tahap conscious
inilah yang disebut sebagai preconscious.
Merupakan gudang dari memori, persepsi, dan pikiran kita dimana
kita tidak secara sadar, siaga setiap waktu tetapi kita dapat dengan mudah
memanggilnya ke alam kesadaran.
- Alam bawah sadar (unconscious)
Proses mental yang terjadi tanpa adanya conscious atau mungkin terjadi dengan
adanya pengaruh yang khusus.
Merupakan fokus dari teori
psikoanalisa. Bagian yang besar di dasar gunung es yang tidak kelihatan yang
merupakan rumah dari instink, pengharapan, dan hasrat yang mengarahkan perilaku
kita dan tempat penyimpanan kekuatan yang tidak dapat kita lihat dan kita
kendalikan.
Teori psikoanalisa lebih
terfokus pada unconscious dikarenakan
keinginan–keinginan yang bersifat merangsang. Gagasan dalam psikoanalisa
menyatakan bahwa kita memiliki tujuan untuk melindungi diri dari
keinginan-keinginan yang diasosiasikan dengan pikiran dan kesenangan, dan kita
mencapai tujuan ini dengan menjaga gagasan tersebut di luar kesadaran, menyimpannya
jauh di dalam unconscious. Unconscious bersifat alogical ( tidak
masuk akal ), mengabaikan ruang dan waktu.
The Motivated Conscious
Teori yang menyatakan bahwa sebagian perilaku kita
ditentukan oleh pengaruh conscious.
Jika keinginan-keinginan yang kita miliki tidak tersalurkan, maka akan timbul
ketidaknyamanan dan rasa sedih. Dan untuk menghindari itu semua, kita membuang pikiran-pikiran tersebut
dari ketidaksadaran. Beberapa pikiran yang dapat menyebabkan kesedihan akan dibuang
dari consciousness seperti kenangan
traumatik, perasaan cemburu, permusuhan atau keinginan untuk melakukan hubungan
seksual dengan orang yang ditakuti, dan keinginan untuk menyakiti seseorang
yang dicintai.
Bukti apa yang mendukung bahwa
bagian unconscious ada dalam bagian
pikiran? Dimulai dari observasi yang dilakukan Freud, ia menyadari pentingnya unconscious setelah mengobservasi
fenomena hipnotis. Dalam metode hipnotis, mereka menampilkan perilaku di bawah
perintah tanpa “diketahui” oleh conscious.
Karena itu, Freud melanjutkan penelitian terapinya. Ia menemukan bahwa memori
dan harapan-harapan terjadi bukan hanya karena merupakan bagian dari consciousness
tetapi “dilupakan dengan sengaja” pada
unconscious kita.
Segala tingkah laku kita,
menurut Freud bersumber pada dorongan-dorongan yang terletak jauh di dalam
ketidaksadaran. Karena itu, Psikologi Freud
disebut juga Psikologi Dalam ( Depth
Psychology ). Selain itu, teori Freud disebut juga sebagia Teori
Psikodinamik ( Dynamic Psychology ),
karena ia menekankan kepada dinaika atau gerak mendorong dari dorongan-dorongan
dalam ketidaksadaran itu ke kesadaran. Perbedaan psikodinamika dari Freud dan
Lewin adalah bahwa Freud lebih mementingkan gerakan dorongan-dorongan
dalam diri, sedangkan Lewin lebih
mementingkan gerakan kekuatan-kekuatan di luar diri (objek-objek di lingkungan)
yang saling tarik-menarik karena masing-masing mempunyai nilai positif atau
negatif terhadap individu, sekalipun sebenarnya Lewin mengakui pula adanya
dinamika dalam diri individu yang disebabkan kekuatan-kekuatan dari unsur-unsur
yang ada dalam diri individu tersebut (misalnya motivasi).
B.
Id,
Ego, dan Superego
Pada
tahun 1923, Freud mengembangkan model struktural yang lebih formal bagi
psikoanalisa. Freud memperkenalkan tiga struktur dasar dalam anatomi
kepribadian yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu:
1.
Id
Id merupakan tempat
penyimpanan instink dan libido. Id merupakan struktur yang kuat dari
kepribadian karena id menyediakan energi bagi kedua komponen lain. Instink
berhubungan langsung dengan pemenuhan kebutuhan fisik dan berusaha untuk
memenuhinya. Id beroperasi dengan prinsip kesenangan (pleasure principle), fungsi id adalah untuk mencapai kesenangan dan
menghindari ketidakpuasan. Id berjuang untuk mencapai kepuasan yang cepat dan
tidak mentoleransi keterlambatan untuk kepuasan tersebut untuk alasan apapun.
Id sangat egois, struktur pencarian kesenangan, primitif, tidak bermoral,
pemaksa, dan terburu-buru.
Id tidak memiliki kesiagaan
kepada realitas. Cara satu-satunya id untuk mencoba memenuhi kebutuhannya
adalah dengan cara tindakan refleks dan pengharapan halusinasi atau pengalaman
khayalan yang disebut Freud sebagai primary
process thought dimana kenyataan dan khayalan tidak dapat dibedakan. Aspek
dari primary process thought ini
terlihat dalam mimpi, dimana karakteristik dari orang-orang dan objek yang
berbeda dikombinasikan, peristiwa terjadi dengan cepat.
Seseorang harus berusaha
belajar untuk menunda pemenuhan id untuk menghindari konsekuensi dari pemenuhan
id dengan cara berpikir secara rasional terhadap dunia luar untuk mengembangkan
kekuatan persepsi, pengenalan, penilaian, dan memori yang disebut Freud sebagai
secondary process thought. Penjumlahan
karakteristik dari rasionalitas ini akan dimasukkan ke struktur kepribadian
Freud yang kedua, yaitu ego.
2.
Ego
Ego memiliki kecenderungan
untuk siaga akan kenyataan. Ego memiliki kemampuan untuk mengerti dan
memanipulasi lingkungannya dengan cara yang praktis dan menjalankannya dengan
prinsip kenyataan (reality principles).
Ego adalah yang paling
rasional di antara kepribadian. Tujuannya bukan untuk mencegah impuls-impuls id
tetapi untuk membantu id untuk memgurangi ketegangan yang besar dari id. Oleh
karena ego yang siaga akan relitas, ego memutuskan kapan dan bagaimana insting
dari id dapat dipuaskan. Ia memutuskan perilaku yang cocok dan yang dapat
diterima oleh masyarakat, waktu, tempat dan objek yang dapat memuaskan impuls id.
Ego tidak mencegah id untuk dipuaskan. Ego hanya menunda, mengarahkan dalam
kondisi yang diinginkan oleh realitas. Dengan cara ini ego
mengontrol impuls id. Mengontrol dan menunda fungsi dari ego harus sering
dilatih secara konstan. Atau impuls id akan mendominasi dan tidak terkendali
oleh ego yang rasional.
3.
Superego
Prinsip ketiga yaitu superego
yang berisi kesatuan dari nilai-nilai moral dan kepercayaan yang kita dapat
semasa kanak-kanak. Ide kita tentang yang mana yang buruk dan yang baik. Sisi
moral dari kepribadian ini biasanya dipelajari sewaktu kita berumur 5-6 tahun.
Terdiri dari seperangkat aturan-aturan yang diturunkan oleh orang tua kita.
Melewati hukuman, pujian dan juga contoh, anak-anak belajar perilaku yang mana
yang dianggap baik dan buruk oleh orang tua mereka. Perilaku yang mana yang
dihukum membentuk “conscience”, satu bagian dari superego. Bagian kedua
dari superego adalah ego-ideal , yang memuat tentang perilaku yang
baik dan benar dimana anak-anak dipuji.
Dengan cara ini anak-anak
belajar seperangkat aturan menghasilkan penerimaan ataupun penolakan dari orang
tua mereka. Seiring berjalannya waktu pengajaran ini akan terinternalisasi, dan
hadiah serta hukuman menjadi hukum bagi dirinya sendiri. Kontrol dari orang tua
akan digantikan dengan kontrol dari diri sendiri. Kita menjadi berprilaku
kurang lebih seperti yang diinginkan orang sekitar kita dengan berpedoman pada
moral yang ditanamkan tadi. Hasil dari internalisasi ini, kita merasa bersalah
ataupun malu ketika kita melakukan ataupun memikirkan perilaku yang berlawanan
dengan kode etik ini.
Tujuan dari superego bukan
untuk menunda keinginan sang pencari kesenangan melainkan untuk menghambat
mereka. Superego tidak berjuang untuk mencari kesenangan seperti id
ataupun memiki tujuan yang realistis seperti ego. Id menekan kepuasan, ego
mencoba untuk menundanya dan superego mengagungkan moralitas di atas semua.
Seperti id, superego tidak mau berkompromi dengan keinginannya.
2.3
Dinamika Kepribadian Menurut Sigmund Freud
A.
Insting
(Kekuatan Pendorong Kepribadian)
Freud mendefenisikan insting
sebagai representasi mental dari stimulus yang berjalan secara alamiah di
dalam tubuh, seperti rasa lapar dan haus yang menggerakkan seseorang untuk
melakukan sesuatu. Insting merupakan elemen yang paling dasar dari kepribadian
yang memotivasi perilaku seseorang dan mengarahkan perilaku itu.
Insting adalah sejumlah energi
yang mentransformasikan energi fisiologis atau kebutuhan tubuh dengan
pengharapan kita seperti misalnya pada saat seseorang lapar, ia akan bertindak
untuk memuaskan kebutuhannya apabila melihat makanan. Teori dari Freud ini
dinamakan homeostatic (homeostatic approach) yaitu suatu
motivasi untuk memperbaiki atau mempertahankan kondisi yang stabil agar tubuh
kita bebas dari tekanan. Freud mengatakan bahwa seseorang itu hanya
mengutamakan kesenangan dan kebanyakan dari teori Freud ini berbicara mengenai
pentingnya untuk menahan atau menekan keinginan seksual kita.
Freud mengklasifikasikan insting ke dalam 2
kategori yaitu:
1.
Insting kehidupan (life instincts)
Insting kehidupan menyatakan
tujuan hidup seorang individu dan spesies adalah untuk memenuhi kebutuhannya
seperti makanan, air, dan kebutuhan akan seks. Insting kehidupan berorientasi
pada pertumbuhan dan perkembangan. Bentuk energi psikis yang dipakai dalam
insting kehidupan adalah libido yaitu yang mengarahkan seseorang ke pemikiran
dan perilaku dengan prinsip kesenangan. Libido ini dapat diwujudkan dalam
bentuk objek dan konsep ini menurut Freud dinamakan ”cathexis”.
Freud mengatakan bahwa hal
yang paling penting dari kepribadian adalah seks. Ia tidak menyatakan bahwa
seks adalah sesuatu yang erotis tetapi merupakan semua perilaku yang
menyenangkan. Selain itu, Freud juga menganggap bahwa seks adalah motivasi yang
primer. Pada tubuh kita terdapat beberapa daerah erogen seperti mulut, anus dan
juga organ-organ seksual.
2.
Insting kematian (death instincts)
Sebagai kebalikan dari insting
kehidupan (life instincts), Freud
mengemukakan death instincts. Sesuai
pembelajaran biologi, dia mengemukakan fakta yang jelas bahwa semua yang hidup
dapat rusak dan mati, kembali pada dasarnya yang mati dan dia mengemukakan
bahwa manusia mempunyai keinginan tidak sadar untuk mati. Salah satu komponen
dari death instincts adalah dorongan
agresi, paksaan untuk menghancurkan, keinginan untuk berkuasa, dan membunuh.
Sebenarnya Freud tidak
mengembangkan ide tentang insting kematian sampai akhir hidupnya. Namun pada
saat kejadian–kejadian buruk terjadi seperti penyakit yang dideritanya (kanker)
memburuk dan kematian anaknya mempengaruhi Freud, maka ia menjadikan insting
kematian dan agresi sebagai tema utama dalam teorinya. Akan tetapi, konsep dari
insting kematian ini tidak dapat diterima oleh sebagian orang termasuk pengikut
setia Freud.
B.
Kecemasan
(Ancaman Terhadap Ego)
Pada
dasarnya, kecemasan tidaklah sama dengan ketakutan, walaupun kita mungkin
menyadari bahwa kita ketakutan. Freud mendeskripsikan kecemasan sebagai suatu
kesatuan tanpa objek karena kita tidak dapat menunjuk ke sumber ketakutan atau
ke suatu objek khusus yang menyebabkan ketakutan tersebut.
Freud
memandang kecemasan sebagai bagian yang penting dari teori kepribadian yang
dibuatnya, ia juga menilai bahwa kecemasan itu fundamental terhadap
perkembangan pengaruh neuritis dan psikotis. Freud mengungkapkan bahwa prototype dari semua kecemasan adalah
trauma kelahiran. Janin dalam rahim ibunya adalah dunia yang paling stabil
dimana setiap kebutuhan dipuaskan tanpa adanya penundaan. Tetapi, saat
kelahiran, organisme didorong ke lingkungan yang bermusuhan. Tiba-tiba bayi
perlu mulai beradaptasi terhadap realita karena permintaan instingtualnya tidak
selalu segera dapat dipenuhi.
Freud membedakan 3 macam kecemasan, yaitu:
- Kecemasan objektif atau realitas
Adalah sebuah ketakutan
terhadap adanya bahaya yang nyata dalam dunia sebenarnya.
Contoh kecemasan objektif
yaitu gempa bumi, angin topan, dan bencana yang sejenis. Kecemasan realitas
memberikan tujuan positif untuk memandu perilaku kita untuk melindungi dan
menyelamatkan diri kita dari bahaya yang aktual.
- Kecemasan neuritis
Adalah sebuah ketakutan yang
berasal dari masa kanak-kanak dalam sebuah konflik antara kepuasan instingtual
dan realita melibatkan konflik antara id dan ego. Anak-anak sering dihukum bila
mengekspresikan impuls seksual dan
agresif secara berlebihan.
Pada tahap ini, kecemasan ini
berada pada alam kesadaran, tetapi selanjutnya, ini akan ditransformasikan ke
alam ketidaksadaran.
- Kecemasan moral
Adalah sebuah ketakutan
sebagai hasil dari konflik antara id dan superego. Essensinya, kecemasan moral
adalah ketakutan dari kesadaran seseorang. Ketika seseorang termotivasi untuk
mengekspresikan sebuah impuls instingtual yang berlawanan dengan pola moral,
superego akan membalas dendam dengan membuat ita merasa malu atau bersalah.
Kecemasan moral didasarkan
juga pada realitas. Anak-anak dihukum karena melanggar kode moral orangtuanya
dan orang dewasa dihukum karena melanggar kode moral masyarakat.
Kecemasan memberi sinyal
kepada individu bahwa ego sedang terancam dan jika tidak ada tindakan yang diambil, maka ego akan jatuh. Bagaimana
ego dapat melindungi atau mempertahankan dirinya?
Ada sejumlah pilihan yaitu :
·
Melarikan
diri dari situasi yang mengancam.
·
Menghalangi
munculnya kebutuhan impulsif yang menjadi sumber cahaya.
·
Mematuhi
suara hati nurani dari kesadaran.
Jika tidak ada satupun dari
teknik-teknik rasional ini bekerja, maka seseorang akan menggunakan mekanisme
pertahanan, sebuah mekanisme tidak rasional yang dibuat untuk mempertahankan
ego yaitu ego defense mechanism (mekanisme pertahanan ego) yaitu:
1.
Repression
Ini merupakan penolakan secara
tak sadar dari keberadaan sesuatu yang membawa ketidaknyamanan dan kesakitan
dan merupakan yang paling mendasar dan merupakan defense mechanism yang
sering kali digunakan.
Repression
dapat menjalankan ingatan akan suatu situasi dan orang, dan juga persepsi
kita mengenai masa sekarang (jadi kemungkinan besar kita akan gagal untuk
melihat situasi yang sangat jelas merupakan event yang mengganggu),
bahkan terhadap fungsi tubuh. Sebagai contoh, seorang laki-laki bisa sangat
kuat me-repress keinginan seksualnya sehingga menjadi impoten.
Sekali repression dijalankan, sangat
sulit untuk menghilangkannya.
2.
Denial
Denial sangat berhubungan erat
dengan repression dan terlibat dalam
menolak keberadaan ancaman dari luar ataupun event yang menimbulkan trauma yang telah muncul.Sebagai contoh,
seseorang yang memiliki sakit kronis akan menyangkal kemungkinan bahwa ia
akan meninggal. Orang tua dari anak-anak yang telah meninggal mungkin akan
terus menyangkal kehilangan dengan cara membiarkan kamar anak tetap seperti
sediakala.
3.
Reaction
Formation
Suatu pertahanan yang
digunakan untuk menghadapi impuls yang mengganggu dengan secara aktif
mengekspresikan impuls yang berlawanan. Ini disebut sebagai reaction formation. Seseorang yang
dengan kuat memiliki ancaman impuls seksual mungkin akan menekan impuls-impuls
dan menggantikan mereka dengan perilaku yang dapat lebih diterima oleh
masyarakat. Sebagai contoh, seorang yang terancam oleh keinginan seksual mugkin
akan memutarnya dengan cara menjadi orang yang paling anti terhadap pornografi.
Orang lain yang mungkin sangat terganggu dengan impuls agresif, mungkin menjadi
terlalu jinak dan ramah. Bisa juga terjadi benci menjadi cinta.
4.
Projection
Cara lain untuk menanggapi
impuls yang mengganggu adalah untuk memproyeksikan impuls yang mengganggu
kepada orang lain. Defense mechanism ini disebut projection. Keagresifan ataupun impuls lain yang tidak dapat
diterima terlihat sebagai yang dilakukan oleh orang lain. Bukan hanya pada
suatu pribadi. Sebagai efeknya kita dapat melihat seseorang berkata, “bukan
saya yang membencinya, tetapi ia membenci saya”. Atau seorang wanita setengah
baya mungkin memproyeksikan keinginan seksualnya itu bahwa anak perempuannya
yang remaja yang memilikinya.
5.
Regression
Di dalam regression, manusia akan mundur ke tahap periode hidupnya yang
lebih awal. Regresion biasanya
melibatkan kembalinya kita ke salah satu tahap psikoseksual dari perkembangan
kanak-kanak. Individu kembali ke masa tersebut diikuti dengan manifestasi
perilaku yang berlaku pada waktu itu, misalnya berlaku seperti kanak-kanak dan
cenderung bersikap kanak-kanak dan perilaku yang tergantung pada orang lain.
6.
Rationalization
Rationalization
merupakan defense mechanism yang melibatkan intrepretasi ulang perilaku
kita untuk membuatnya menjadi lebih rasional dan dapat diterima oleh kita. Kita
memaafkan atau menilai suatu ancaman melalui suatu tindakan yang membujuk diri
kita sendiri bahwa ada alasan yang rasional di balik perlakuan kita. Orang yang
dipecat mungkin merasionalisasikan dengan cara mengatakan bahwa pekerjaan
tersebut juga bukan pekerjaan yang bagus untuk dirinya. Itu lebih kurang
mengancam untuk menyalahkan orang lain ataupun sesuatu daripada kita sendiri
jika kita gagal. Ini adalah poin yang perlu diingat mengapa kita menyalahkan
dosen kita karena kita tidak lulus ujian.
7.
Displacement
Kalau objek yang dibutuhkan
untuk memuaskan id tidak ada, orang kemungkinan besar akan menggantinya dengan
objek yang lain. Contohnya, ketika seorang tidak senang kepada atasannya atau
anak-anak tidak senang kepada orang tua mereka, mereka tidak berani mengekspresikan
ketidaksenangannya itu pada mereka karena takut akan hukuman yang diberikan.
Jadi mereka melampiaskannya kepada orang lain. Di dalam contoh tersebut mereka
mengganti obyek yang original dengan objek yang bukan merupakan ancaman bagi
mereka. Bagaimanapun ini tidak terlalu memuaskan id seperti menggunakan objek
original.
8.
Sublimation
Sublimation terlibat
dalam mengubah impuls id. Energi insting diganti menjadi perilaku yang dapat
diterima oleh masyarakat dan juga diterima oleh masyarakat. Energi seksual, misalnya,
menjadi perilaku yang artistik dan kreatif. Freud percaya bahwa beberapa
kegiatan manusia, terutama kegiatan artistik. Merupakan manifestasi dari
impuls-impuls id yang diarahkan kembali menjadi perilaku yang dapat lebih
diterima oleh masyarakat.
2.4
Perkembangan Kepribadian
Menurut Sigmund Freud (Psychosexual stages of Personality
Development)
Freud percaya bahwa seluruh tingkah laku adalah sikap
untuk bertahan (mempertahankan diri). Tapi tidak semua orang menggunakan pertahanan diri yang sama. Kita
digerakkan oleh impuls id yang sama, tetapi tidak semua manusia memiliki
kecenderungan ego dan superego yang sama. Meskipun hal-hal tersebut memiliki
fungsi yang sama, tetapi terdapat banyak macam manusia, karena mereka dibentuk
oleh pengalaman pikiran dan tidak pernah ada dua orang yang sama persis dalam
pengalamannya meskipun mereka dibesarkan dalam satu rumah.
Karakter unik seseorang
berkembang saat masa kanak-kanak, sebagian besar dari interaksi orang tua dan
anak-anak. Anak-anak mencoba untuk memaksimalkan kesenangan dengan memuaskan
kehendak id, sedangkan orang tua mencoba untuk meningkatkan kehendak reality
dan morality. Jadi, penting bagi Freud untuk mengingat pengalaman masa
kanak-kanak bahwa kepribadian orang dewasa terbentuk dan diperoleh sejak lima
tahun pertama kehidupan.
Freud membuat teori psychosexual
stages of development. Dalam setiap tahap perkembangan, suatu konflik harus
diselesaikan sebelum bayi atau anak-anak menuju tahap selanjutnya.
Terkadang, seseorang tidak bisa berpindah ke tahap selanjutnya
karena konflik yang terjadi belum terselesaikan atau karena
kebutuhan-kebutuhannya telah terlalu banyak dipuaskan oleh orang tua yang
memanjakannya sehingga anak tersebut tidak mau maju. Dengan kata lain, individu tersebut dikatakan
mengalami fixation dalam tahap perkembangannya. Fixation
merupakan bagian dari libido atau psychic energy yang tertinggal dalam
tahap perkembangan, meninggalkan energi yang sedikit untuk tahap-tahap
berikutnya.
1.
Fase Oral
Fase oral merupakan tahap
pertama dari perkembangan psikoseksual. Dalam tahap ini, sumber kenikmatan
adalah rangsangan yang sampai pada bibir dan mulut. Mulut digunakan untuk
bertahan hidup (untuk proses pencernaan makanan dan minuman), tetapi Freud
menempatkan perhatian yang lebih besar pada kepuasan nafsu yang didapat dari
aktifitas oral.
Ada dua tipe perilaku dalam
tahap ini, yaitu oral incorporative behavior (memasukkan segala sesuatu
ke dalam mulut) dan oral aggressive atau oral sadistic behavior (menggigit
dan meludah). Tipe oral incorporative muncul pertama kali dan melibatkan
stimulus yang menyenangkan pada mulut dari orang lain atau dari makanan. Fase
oral yang kedua, yaitu oral aggressive atau oral sadistic,
terjadi ketika gigi mengalami kesakitan karena munculnya gigi baru. Sebagai
hasil dari kejadian ini, bayi memiliki perasaan benci sekaligus cinta terhadap
ibunya. Orang yang terfiksasi dalam tahap ini cenderung pesimis, bermusuhan,
dan bersikap agresif. Mereka cenderung suka menentang dan sarkastik, mengucap
kata-kata yang menggigit dan memperlihatkan kekejaman terhadap orang lain.
Mereka cenderung dengki terhadap yang lain dan mencoba untuk mengeksploitasi
dan memanipulasi mereka dalam usaha untuk mendominasi.
2.
Fase Anal
Masyarakat cenderung untuk menunda kebutuhan-kebutuhan
bayi selama satu tahun pertama kehidupan, menyesuaikan permintaan mereka dan
mengharapkan secara relatif sedikit penyesuaian sebagai imbalan. Situasi ini berubah setelah sekitar 18
bulan, ketika permintaan yang baru (toilet training) muncul pada anak.
Freud percaya bahwa pengalaman toilet training selama fase anal memiliki
efek yang besar terhadap perkembangan kepribadian. Defekasi menghasilkan
kenikmatan untuk anak, tetapi dengan munculnya toilet training, anak
harus menunda kesenangan ini. Untuk pertama kalinya, kesenangan terhadap impuls
naluriah diganggu oleh usaha orang tua untuk mengatur waktu dan tempat
defekasi.
Jika toilet training ini
tidak berjalan lancar, yaitu anak memiliki kesulitan dalam belajar atau orang
tua meminta terlalu banyak, anak akan bereaksi dalam satu atau dua cara. Cara
yang pertama yaitu membuang air besar ketika dan di mana orang tua tidak
setuju, dalam arti menentang usaha orang tua untuk mengatur. Jika anak
menemukan teknik ini memuaskan untuk mengurangi frustasi dan sering
menggunakannya, anak tersebut mungkin akan mengembangkan anal aggressive
personality. Bagi Freud, ini adalah dasar untuk berbagai bentuk perilaku
sadistik dan permusuhan dalam kehidupan dewasa, meliputi kekejaman,
menghancurkan, dan temper tantrum. Cara kedua dari reaksi anak terhadap
rasa frustasi dari toilet training adalah untuk menahan feses. Ini
menghasilkan perasaan menyenangkan dan bisa menjadi teknik yang berhasil untuk
memanipulasi orang tua. Orang tua akan menjadi cemas jika anak tidak buang air
besar selama beberapa hari, sehingga anak menemukan metode baru untuk
mengamankan perhatian dari orang tua. Perilaku ini merupakan dasar untuk
perkembangan anal retentive personality. Orang ini cenderung menjadi
kaku, rapi secara kompulsif, keras kepala dan berhati-hati.
3.
Fase Phallic
Pada tahap ini, anak
memperlihatkan ketertarikannya untuk mengeksplorasi dan bermain dengan alat
genitalnya. Kesenangan yang diperoleh melalui alat genital tidak hanya melalui
perilaku seperti masturbasi tetapi juga melalui khayalan, anak-anak menjadi
ingin tahu tentang kelahiran dan mengenai kenapa anak laki-laki mempunyai penis
sedangkan anak perempuan tidak.
Konflik dasar dari tahap
phallic berpusat pada hasrat yang tidak disadari kepada orang tua yang
berlainan jenisnya. Bersamaan dengan ini, terdapat keinginan untuk menggantikan
orang tua sesama jenisnya. Freud mengidentifikasi konflik tersebut dan
mengemukakan konsepnya tentang:
·
Oedipus
complex yaitu hasrat yang tidak disadari oleh seorang anak laki-laki terhadap
ibunya, dan berkeinginan untuk menggantikan dan menyingkirkan ayahnya. Dengan
hasrat untuk menyingkirkan ayahnya karena ketekutannya bahwa ayahnya akan
membalas dendam dan menyakitinya. Dia mengintepretasikan ketakutannya bahwa
ayahnya akan memotong alat genitalnya yang merupakan sumber kesenangan dan
keinginan seksualnya disebut Freud sebagai castration
anxiety.
·
Electra
complex yaitu hasrat yang tidak disadari oleh seorang anak perempuan terhadap
ayahnya, dan berkeinginan untuk menggantikan ibunya. Disini anak perempuan
menemukan bahwa mereka tidak mempunyai penis seperti anak laki-kaki dan mereka
menyalahkan ibunya dikenal dengan istilah penis
envy yaitu perasaan cemburu terhadap anak laki-laki yang mempunyai penis
disertai perasaan kehilangan karena anak perempuan tidak memiliki penis.
Freud mengemukakan kepribadian
anak laki-laki pada masa phallic adalah tidak tahu malu, sia-sia, dan keyakinan
diri. Sedangkan kepribadian anak perempuan pada masa phallic adalah
melebih-lebihkan feminitas dan bakatnya untuk mengemudikan dan menaklukan orang
lain.
- Fase Laten
Penyimpangan dan stress dari
tahap oral, anal, dan phallic dari perkembangan psikoseksual merupakan gabungan dari kepribadian orang
dewasa yang terbentuk. Tiga struktur major dari kepribadian yaitu Id, Ego, dan
Superego telah dibentuk pada umur kira-kira 5 tahun dan hubungan antara mereka
telah dipadatkan.
Beruntungnya anak-anak dan
para orang tua dapat beristirahat sejenak karena 5 atau sampai 6 tahun ke depan
adalah merupakan masa tenang. Tahap laten bukanlah tahap psikoseksual dari
perkembangan. Insting seks menjadi dorman, dan digantikan dengan aktivitas
sekolah, hobi, dan olahraga serta mengembangkan hubungan pertemanan dengan
anggota yang berjenis kelamin sama. Freud telah dikritik tentang kekurang
tertarikannya terhadap periode laten. Sementara teori kepribadian lain
menganggap pada tahun-tahun periode ini menghadirkan problem yang signifikan
dan tantangan yang melibatkan teman sebaya dan adaptasi terhadap dunia luar.
- Fase Genital
Fase genital merupakan tahap
akhir dari tahapan perkembangan psikoseksual, dimulai sejak masa pubertas,
badan secara fisiologis tumbuh dengan matang, jika tidak berarti ada
penyimpangan yang berarti pada tahap awal perkembangan. Konflik yang terjadi
pada periode ini lebih jarang dibandingkan dengan tahap lain. Sanksi sosial ada
untuk mengontrol ekspresi seksual yang harus ditaati oleh para remaja, tetapi
konflik dorongan seksual dapat ditekan para remaja setidaknya melalui
substitusi ke perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat dan selanjutnya berhubungan
dan berkomitmen dengan orang yang berlawanan jenis. Tahap genital ini mencari
kepuasan melalui cinta dan pekerjaan, ini menjadi perilaku yang dapat diterima
oleh impuls-impuls id.
Freud menekankan pada
pentingnya masa kanak-kanak awal di dalam menentukan kepribadiannya setelah
dewasa. Menurut Freud, 5 tahun pertama kehidupan merupakan saat yang penting.
Teori kepribadiannya kurang memperhatikan masa perkembangan kanak-kanak akhir,
remaja, ataupun dewasa. Menurut Freud, apa yang terjadi ketika kita dewasa,
cara kita berperilaku dan merasakan ditentukan oleh konflik yang terjadi pada
kita yang harus kita hadapi jauh sebelum kita dewasa.
2.5
Assessment (penilaian) Teori
Freud
Freud menyatakan bahwa unconscious merupakan yang utama
memotivasi kekuatan dalam hidup. Tujuan dari teori Freud dari psikoanalisis
adalah untuk membawa ingatan yang telah direpress, ketakutan, dan pikiran
kembali ke dalam conscious. Freud
memperkenalkan dua metode dari penilaian setelah hasil kerjanya dengan banyak
pasien, yaitu:
1. Free Association, yaitu teknik dimana
pasien mengatakan apapun yang datang dalam pikiran mereka semacam lamunan. Freud
menggunakan proses yang dinamakan catharsis
yaitu ekspresi dari emosi yang diharapakan dapat mengurangi tegangan yang
mengganggu gejala-gejala. Bertujuan untuk membuat pasien merasa lebih baik.
2. Dream Analysis, yaitu suatu teknik yang
menyertakan interpretasi mimpi untuk membongkar konflik yang tidak disadari.
Mimpi mempunyai manifest content (peristiwa yang nyata dalam mimpi) dan latent
content (maksud simbolis dalam mimpi).
PENUTUP
Dalam teori psikoanalisa dinyatakan bahwa hampir
sebagian besar perilaku dipengaruhi oleh kekuatan dari unconscious
dan energi fisik yang kita miliki juga banyak digunakan untuk menemukan
ekspresi yang sesuai dalam unconscious.
Segala tingkah laku kita, menurut Freud bersumber pada dorongan-dorongan yang
terletak jauh di dalam ketidaksadaran.
Freud mengembangkan model
struktural yang memperkenalkan tiga struktur dasar dalam anatomi kepribadian
yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu id, ego, dan superego.
Freud memandang insting
merupakan elemen yang paling dasar dari kepribadian yang memotivasi perilaku
seseorang dan mengarahkan perilaku itu. Freud juga memandang kecemasan sebagai
bagian yang penting dari teori kepribadian yang dibuatnya. Freud
mendeskripsikan kecemasan sebagai suatu kesatuan tanpa objek karena kita tidak
dapat menunjuk ke sumber ketakutan atau ke suatu objek khusus yang menyebabkan
ketakutan tersebut.
Jika kecemasan membuat posisi
ego terancam maka ego mengeluarkan mekanisme pertahanannya yang meliputi repression, denial, reaction formation,
projection, regression, rationalization,
displacement, dan sublimation.
Freud membuat teori psychosexual stages of
development yang terdiri dari fase
oral, fase anal, fase phallic, fase laten, dan fase genital. Dalam setiap tahap perkembangan, suatu
konflik harus diselesaikan sebelum bayi atau anak-anak menuju tahap selanjutnya
karena karakter unik dari kepribadian berkembang pada masa kanak-kanak. Oleh
sebab itu, Freud mengemukakan bahwa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa
yang penting untuk perkembangan kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA
Schultz, Duane.
1993. Theories of Personality.
California: Brooks/ Cole Publishing Company.
Pervin,
Lawrence A. 2005 9th edition. Personality
Theory and Research. America: John Wiley and Sons.
hehe, lumayan buat mendalami psikologi
BalasHapusijin ngelink ke blog saya yaaaa...terimakasih
BalasHapus